Apakah mengikuti tren dalam trading saham efektif?
Baik Anda trading di pasar saham, komoditas, atau forex, strategi berbasis tren membutuhkan aturan yang sama dalam analisis teknis. Tren dapat ditemukan di berbagai grafik, sehingga Anda dapat mencoba strategi trend following pada instrumen apa pun yang Anda pilih.
Siapa saja trader tren yang terkenal?
Trader tren yang sukses dapat menghasilkan miliaran dolar dengan keterampilan, taktik, dan pengetahuan tentang struktur pasar. Kami sebelumnya telah menyebutkan George Soros sebagai salah satu tokoh dalam trend following. Namun, masih ada banyak tokoh lain yang patut disebutkan.
Salah satu trader tren ternama adalah Ed Seykota. Dia adalah salah satu trader yang diwawancarai dalam buku "Market Wizards" oleh Jack Schwager. Dengan modal awal hanya $5.000, dia berhasil mengubahnya menjadi $15 juta dalam 12 tahun.
Tokoh legenda lain dalam dunia trend trading adalah David Harding, CEO Winton Capital. Reksa dana berbasis trend following yang dikelolanya mencapai nilai lebih dari $30 miliar.
Terakhir, Anda mungkin pernah mendengar tentang sosok dalam buku "Reminiscences of a Stock Operator", Jesse Livermore. Beberapa trader menyebutnya sebagai pelopor metode trend following. Pada tahun 1929, dia memiliki kekayaan sebesar $100 juta. Jika disesuaikan inflasi, nilainya saat ini sekitar $1,5 miliar. Pemahaman pasarnya begitu luar biasa hingga masih menginspirasi trader hingga saat ini.
Inilah beberapa trader trend following paling dikenal yang berhasil mengubah keahlian mereka menjadi kekayaan. Mungkin saja Anda dapat menjadi yang berikutnya!
Bagaimana cara membangun strategi trend following?
Langkah pertama dalam membangun strategi tren following adalah Anda perlu mengidentifikasi tren. Ini dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan indikator.
Trader berpengalaman dapat mengenali tren dalam sekejap mata. Cara termudah adalah dengan menghubungkan titik tertinggi dan terendah pada grafik. Anda perlu menghubungkan setidaknya dua titik. Jika harga membentuk higher highs dan higher lows, itu menunjukkan tren naik. Sebaliknya, jika harga membentuk lower lows dan lower highs, ini menunjukkan tekanan jual yang kemungkinan besar akan memulai tren turun.

Pada gambar di atas, kita dapat mengidentifikasi tren turun yang jelas setelah menghubungkan highs dan lows pada grafik harian EURUSD. Harga membentuk lower lows dan lower highs. Selain itu, harga bergerak dalam pola yang dikenal sebagai descending channel. Harga bergerak di antara dua garis diagonal yang membatasi pergerakan harga dari atas maupun bawah tanpa adanya breakout. Harga telah bergerak dalam saluran ini selama hampir sembilan bulan. Dengan demikian, ini menunjukkan tren turun yang kuat.
Trading tren dengan moving average
Sebagian besar trader tren lebih memilih membangun sistem trend following daripada hanya mengandalkan grafik harga mentah. Persiapan (setup) kompleks ini melibatkan penerapan indikator teknis pada grafik. Ada beberapa indikator trend following yang dapat membantu Anda. Indikator paling populer adalah moving average. Ada berbagai jenis moving average: simple, exponential, linear weighted, dan smoothed. Masing-masing memiliki perhitungan matematis yang berbeda.
Simple moving average (SMA) adalah jenis moving average yang paling populer. Indikator ini menunjukkan rata-rata harga dalam periode tertentu.
Exponential moving average (EMA) dan linear weighted moving average (LWMA) memberikan bobot lebih tinggi pada harga terbaru. Keduanya cenderung menghasilkan sinyal yang lebih cepat. Namun, keduanya mungkin memberikan informasi yang bersifat lagging, jadi gunakan dengan hati-hati!
Smoothed moving average (SMMA) didasarkan pada SMA. Namun, ini lebih menghaluskan pergerakan harga dari fluktuasi kecil.
Moving average paling efektif untuk mengidentifikasi tren adalah SMA dan SMMA. Trader dapat menetapkan periode MA yang berbeda dalam analisis tren. Biasanya, trader menggunakan SMA 200, yang menunjukkan bias arah pasar.
Strategi trading tren dengan SMA 200 cukup mudah ditafsirkan. Jika harga bergerak di atas moving average, ini menunjukkan momentum naik. Dalam hal ini, Anda dapat mengambil posisi beli. Sebaliknya, jika harga turun di bawah SMA 200, kemungkinan besar pasar sedang dalam tren turun.

Pada grafik harian EURUSD di atas, Anda dapat melihat bahwa harga membentuk higher highs and higher lows saat berada di atas moving average. Sebaliknya, harga membentuk lower lows dan lower highs saat berada di bawah moving average.
Indikator intensitas tren
Ada indikator lain yang dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam menganalisis tren. Indikator ini disebut trend intensity index (TII) dan dikembangkan oleh M. H. Pee untuk mengukur kekuatan tren di pasar. Indeks ini membandingkan proporsi harga selama 30 hari sebelumnya yang berada di atas atau di bawah MA 60.
Perhitungannya didasarkan pada SMA 60 saat ini dan deviasi harian. Deviasi dihitung sebagai perbedaan antara harga penutupan dan rata-rata. Deviasi ke atas bernilai positif, sedangkan deviasi ke bawah bernilai negatif. Berikut rumus untuk indikator TII:
Trend Intensity Index (TII) = (total baik ÷ (total naik + total turun)) × 100
Indikator TII memiliki nilai antara 0 hingga 100. Jika TII di bawah 50, tren bersifat bearish. Jika mendekati 20, tren turun sangat kuat. Sebaliknya, jika TII di atas 50, tren bersifat bullish. Jika mendekati 80, tren naik sangat kuat. Anda dapat mengunduh indikator TII untuk MetaTrader 5 melalui situs resmi MQL5.

Pada grafik di atas, ketika harga sedang naik, indikator menunjukkan nilai di atas 80. Sebaliknya, saat harga turun, indikator jatuh di bawah 20. Kita juga dapat melihat bahwa meskipun tampak akurat, TII adalah indikator yang bersifat lagging. Hal ini terlihat pada sisi kanan kotak hijau: harga telah berbalik turun, tetapi indikator masih menunjukkan tren naik yang kuat. Oleh karena itu, Anda dapat menggunakannya sebagai alat tambahan untuk mengidentifikasi tren, bukan sebagai penyedia sinyal.
Garis tren dan pola grafik
Pola grafik memainkan peran penting dalam analisis teknis dan trading tren. Jika trader tren memiliki pengalaman dalam mengenali pola grafik, ini akan membantunya memprediksi pembalikan atau kelanjutan tren. Beberapa trader bahkan membangun seluruh sistem trading tren berdasarkan pola grafik. Mari kita lihat pola yang paling populer.
Head and Shoulders

Pola head and shoulders biasanya terbentuk di akhir tren naik. Polanya terdiri dari kepala (tengah), dua bahu (puncak kiri dan kanan), dan garis leher (neckline), yang menghubungkan titik terendah pola dan berfungsi sebagai level support. Neckline bisa berbentuk horizontal atau miring ke atas/bawah. Jika harga menembus neckline setelah membentuk bahu kedua, pola ini terkonfirmasi, menandakan awal tren turun. Pola ini membantu trader tren keluar dari posisi beli dan bersiap untuk pergerakan turun yang baru.
Sebaliknya, ada juga pola inverse head and shoulders, yang muncul di akhir tren turun dan mengindikasikan awal tren naik.
Double Top & Double Bottom

Pola Double Top terdiri dari dua puncak berturut-turut dengan ketinggian yang hampir sama dan jarak kecil di antaranya. Pola ini menandakan bahwa tren akan berubah dari naik menjadi turun. Sama seperti Head and Shoulders, Anda dapat menggambar neckline melalui titik terendah pola ini.
Ada juga pola Double Bottom, yang memprediksi potensi pembalikan ke arah atas.
Pola grafik kelanjutan tren
Trader yang ingin mengonfirmasi tren yang kuat dapat menggunakan pola kelanjutan tren ini. Ada pola segitiga (triangle), bendera (flag), panji (pennant), dan persegi panjang (rectangle). Dari semuanya, pola triangle dan flag adalah yang paling mudah dikenali.
Pola segitiga
Ada tiga jenis pola segitiga: naik (ascending), turun (descending), dan simetris (symmetrical).
Jika Anda menemukan pola ascending triangle, kemungkinan besar tren naik akan berlanjut.
Jika pola yang muncul adalah descending triangle, Anda perlu bersiap untuk tren turun.
Pada symmetrical triangle, tidak ada dominasi antara buyer (bull) dan seller (bear) di pasar.

Pola simetris
Pada gambar di atas, Anda dapat melihat contoh pola symmetrical triangle. Jika Anda membuka order di atas lower high dan di bawah higher low, Anda bisa mengikuti pergerakan pasar dengan akurat. Jangan lupa untuk membatalkan order yang lain setelah salah satu order berhasil.
Pola bendera
Pola bendera terbentuk ketika fase konsolidasi mengikuti pergerakan harga yang signifikan. Pola ini terdiri dari dua garis paralel dan tiang bendera (flagpole). Pola bullish flag muncul selama tren naik (lihat gambar di bawah). Sebaliknya, pola bearish flag mengindikasikan kelanjutan tren turun.

Seperti yang terlihat di atas, pola bullish flag adalah konfirmasi untuk momentum bullish yang berlanjut. Jika pola ini muncul di grafik, Anda perlu mempertahankan posisi beli.